Sejak bergabungnya Giannis Antetokounmpo pada 2013 Milwaukee Bucks perlahan mulai menampakkan peningkatan pencapaian. Tahun ini boleh dibilang merupakan pencapaian terbaik Bucks dalam 38 tahun terakhir, pasalnya inilah kali pertama Bucks berhasil mencatatkan 60 kemenangan selama musim reguler sejak mereka melakukan hal yang sama pada 1981. Dengan rekor kemenangan 60-22 tim asuhan Mike Budenholzer ini berhasil finish di urutan pertama wilayah timur. Tantangan yang sesungguhnya tiba : playoff.

Ini adalah kali ketiga secara beruntun Bucks memastikan lolos ke fase playoff. Suatu pencapaian yang patut diapresiasi untuk tim sekelas Bucks. Keberhasilan tersebut sekaligus mengulang apa yang sebelumnya pernah diraih Bucks pada era kepelatihan George Karl pada awal 2000-an. Bagai sejarah yang terulang, Bucks kini mengakhiri musim dengan kekecewaan yang sama. Mereka tersingkir di final wilayah.

Khris Middleton dkk berhasil mencapai babak final wilayah timur setelah menjalani perjalanan yang menakjubkan. Di ronde pertama tim yang bermarkas di fiserv forum ini sukses menyapu bersih empat pertandingan menghadapi Detroit Pistons. Mereka kemudian bertemu dengan unggulan ketiga wilayah timur Boston Celtics. Bukan suatu perkara yang sulit bagi Bucks untuk menyingkirkan Celtics dalam lima pertandingan. Dan di final wilayah Bucks menghadapi Toronto Raptors yang dimotori oleh Kawhi Leonard.

Keberhasilan Bucks mencapai final wilayah timur merupakan buah dari proses panjang yang mereka alami. Setahun sebelumnya mereka tersingkir secara menyakitkan di ronde pertama playoff setelah dipaksa mengakui keunggulan Celtics pada game ketujuh. Sebelum musim 2018-19 ini berlangsung, kebangkitan Bucks yang banyak dikutip oleh media seolah-olah hanya teori belaka. Mereka terlihat melakukan sebuah kemajuan, memiliki potensi, dan menumbuhkan sebuah harapan namun kenyataannya itu semua tidak cukup untuk membangunkan Bucks dari tidur panjangnya.

Sangat disayangkan tahun ini Bucks harus tersingkir dengan cara yang mengenaskan. Sempat unggul 2-0 setelah mengakhiri dua laga kandangnya menghadapi Raptors dengan kemenangan, Bucks punya modal yang menjanjikan. Sebuah modal besar yang cukup untuk meyakinkan para pendukung bahwa tim ini tinggal beberapa langkah lagi dari final NBA. Namun secara tak terduga Toronto Raptors dibawah kepelatihan Nick Nurse berhasil membalas kekalahan tersebut dalam empat pertandingan berikutnya. Raptors keluar sebagai juara wilayah dengan aggregat 4-2 sementara Giannis dkk harus tersingkir dan mengakhiri musim dengan penuh kekecewaan.

Kekecewaan yang dialami Bucks musim ini adalah yang paling berat untuk diterima dibanding kekecewaan-kekecewaan lainnya dalam beberapa musim terakhir. Orang mungkin akan menilai pencapaian Bucks musim ini sebagai suatu kegagalan, dan itu sah. Bucks mungkin masih punya peluang untuk mencapai titik yang sama musim depan, namun bagaimanapun mereka harus belajar dari musim ini agar kesalahan yang sama tidak terulang.

James Harden dengan leluasa mencetak poin tanpa pengawalan

Ketika menyaksikan pertandingan bola basket di televisi seringkali kita mendengar istilah fast break diucapkan oleh komentator. Fast break merupakan salah satu istilah yang paling umum dalam olahraga bola basket. Lantas apa yang dimaksud dengan fast break?

Fast break adalah strategi yang dilakukan oleh sebuah tim untuk membangun serangan kilat. Tujuannya adalah melakukan serangan ke pertahanan lawan tanpa penjagaan yang terorganisir dari lawan sehingga pemain lebih mudah mencetak poin.

Fast break biasanya terjadi ketika tim yang sedang bertahan berhasil merebut bola dari pihak lawan. Setelah bola terebut maka tim melakukan kerjasama untuk secepat mungkin memindahkan bola ke depan, baik dengan cara didribble maupun dioper. Dengan demikian tim tersebut dapat menyerang pertahanan lawan dengan lebih leluasa karena pihak lawan tidak punya cukup waktu untuk membangun pertahanan yang terorganisir. Dalam sepak bola istilah ini hampir mirip dengan quick counter attack. Tentu saja strategi ini melibatkan lebih dari satu orang pemain. Fast break sangat cocok untuk diterapkan oleh tim dengan pemain berukuran tubuh mungil, sebab mereka dapan bergerak dengan lebih lincah.

Lantas ketika kita berada di pihak yang bertahan bagaimana cara terbaik untuk mengantisipasi serangan fast break? Tidak ada cara yang cukup efisien untuk bertahan dari serangan fast break. Umumnya pemain melakukan pelanggaran terhadap lawan untuk menghentikan fast break. Namun bila tidak berhati-hati tentu saja cara ini justru bisa merugikan tim sendiri.

Toronto Raptors berhasil mencapai final pertamanya tahun ini sejak bergabung dengan NBA pada tahun 1995. Mereka secara meyakinkan mampu menyingkirkan unggulan utama wilayah timur Milwaukee Bucks yang dimotori oleh Giannis Antetokounmpo meski sempat tertinggal 0-2 lebih dulu. Kini Raptors akan berhadapan dengan juara bertahan Golden State Warriors. Tim yang ditulang punggungi oleh Kawhi Leonard ini memang pantas bermain di level tersebut bila melihat performanya selama beberapa tahun belakangan. Sejak musim 2013-14 Raptors tak pernah absen dari babak playoff karena di akhir musim reguler mereka selalu finish empat besar wilayah. Yang membedakan adalah tahun ini mereka berhasil menjadi juara wilayah dan lolos ke putaran final NBA untuk kali pertama.

Ada satu slogan pembakar semangat dibalik kesuksesan Raptors musim ini, ya "We The North". Kalimat tersebut bukan sekedar slogan yang disusun dari tiga kata, ada makna yang lebih dalam yang membuat slogan tersebut menjadi sakral bagi Raptors. Seperti yang kita tahu saat ini tim-tim NBA sedang gencar-gencarnya membangun citra melalui slogan yang menarik. Beberapa contoh slogan tersebut yaitu "Dub Nation" milik Warriors, kemudian ada juga "Fear The Deer" yang digaungkan oleh Milwaukee Bucks, atau "Run as One" khas Houston Rockets. Slogan-slogan tersebut ternyata memiliki pengaruh yang besar terhadap marketing klub.

Perancangan brand "We The North" sudah dimulai sejak 2013 untuk menyambut perayaan 20 tahun Toronto Raptors yang akan berlangsung pada 2015. Proses branding ditangani oleh Sid Lee creative agency, mereka dipercaya untuk menangani pembaharuan brand Raptors secara keseluruhan termasuk logo dan jersey. Sid Lee ingin mengubah hal yang selama ini dianggap sebagai kelemahan Raptors menjadi kekuatan utama dalam pemasaran. Dengan ber-home base di Toronto, Raptors menjadi satu-satunya tim non Amerika Serikat di NBA. Fakta tersebut membuat mereka seringkali diremehkan dan dipinggirkan. Disini Sid Lee ingin mengubah pandangan tersebut dengan menghadirkan slogan agresif "We The North" : Kami adalah pihak utara, disini kami satu-satunya penguasa, wilayah ini milik kami.

Brand ini akan diperkenalkan dua tahun lagi, namun tiba-tiba rencana berubah. Tahun itu Raptors berhasil lolos ke babak playoff untuk kali pertama sejak 2008. Pihak tim ingin brand ini diperkenalkan lebih cepat untuk menyambut playoff. Untuk menyukseskan proses branding ini Sid Lee merilis sebuah video berdurasi 60 detik untuk memperkenalkan brand "We The North". Kampanye brand "We The North" ini disebut-sebut mampu memenuhi keinginan penggemar. Mereka yang awalnya beranggapan bahwa menjadi tim asal Kanada adalah hal bersifat negatif kini berbalik menjadi bangga sebagai bagian dari Kanada. Brand ini ditargetkan untuk seluruh masyarakat Kanada, harapannya mereka menjadi tertarik pada satu-satunya klub NBA asal Kanada tersebut.

Brand ini sukses mempersonifikasi Toronto dan Kanada. "We The North" bukan sekedar slogan namun menjadi sebuah spirit yang membakar semangat masyarakan Kanada, khususnya Toronto untuk mendukung Raptors.

Golden State Warriors berhasil mengalahkan Cleveland Cavaliers di Final NBA 2017. Dengan rekor menang-kalah 16-1 sepanjang babak Playoff mereka merupakan salah satu tim terkuat dalam sejarah NBA. Cavaliers sebelumnya berhasil melaju dengan rekor 12-1 sebelum dikalahkan oleh Warriors dalam lima pertandingan.

Untuk saat ini boleh dibilang Warriors adalah klub paling superior di NBA. Dihuni oleh pemain dengan skill luar biasa, bermain dengan strategi yang sangat baik, dan bila mereka mau bukan tidak mungkin titel NBA akan mereka raih lagi musim depan.

Namun semua superioritas itu pasti akan bertemu dengan sebuah 'akhir'. Meskipun tak jelas kapan 'akhir' tersebut akan tiba. Cavaliers tentu masih akan menjadi saingan terberat Warriors musim depan. Namun selain Cavs ada delapan tim yang berpotensi menjadi kompetitor Warriors di masa yang akan datang.

Tim-tim yang masuk kategori potensi utama ini telah memiliki kesatuan tim yang elit. Mereka sudah lebih dari siap untuk mengakhiri golden age dari Warriors. Sebenarnya potensi itu sudah ada sejak musim 2016/2017 dimulai, hanya saja mereka kurang beruntung dalam mengeksekusi kesempatan.

Kekuatan : Mereka memiliki salah satu pemain terbaik di dunia Kawhi Leonard, pelatih paling berpengalaman di NBA Gregg Popovich, dan sebuah sistem brilian yang menonjolkan kekuatan pemain mereka serta menyembunyikan kelemahan mereka. Jika mereka bisa menambahkan pemain free-agent seperti Chris Paul, maka kekuatan tandingan akan terbentuk di wilayah barat meskipun tidak mudah untuk mendapatkan CP3.

Kelemahan : Kawhi butuh sosok yang mampu diajak berduet. Kontribusi LaMarcus Aldridge di babak playoff tidak bagus-bagus amat, sementara peran pemain yang lain kelihatannya tidak cukup membantu yang berakibat mereka di sweep Warriors di Final Wilayah barat musim ini. Selain itu mendatangkan superstar berstatus free-agent seperti Chis Paul tentu akan memakan banyak space gaji, yang tentunya harus dibayar dengan pemain cadangan yang berkualitas rendah.

Kekuatan : Boston berhasil finish di posisi 1 wilayah timur, dan mereka akan menjadi lebih kuat musim depan. Mereka memiliki space gaji yang lumayan untuk mendatangkan seorang bintang free-agent. Gordon Hayward digadang-gadang menjadi target utama mereka. Plus, kemungkinan besar mereka akan mendraft Markelle Fultz pada pick pertama NBA Draft tahun ini. Tidak berhenti sampai disitu. Mereka juga mendapat jatah draft pick dari Brooklyn tahun depan, yang bisa jadi merupakan pick awal. Celtic juga memiliki pemain muda berbakat yang menjanjikan seperti Ante Žižić dan Guershon Yabusele. Mereka punya banyak jalur menuju kebangkitan, entah itu menjual aset mereka atau mempertahankan tim intu. Tapi sebenarnya tidak ada pilihan yang salah bagi mereka.

Kelemahan : Tidak ada tempat untuk menyembunyikan Isaiah Thomas saat bertahan, ini merupakan masalah besar. Dia adalah pencetak poin terbaik Celtics, tapi buruk dalam bertahan. Seorang rookie seperti Fultz tidak akan menutup celah melawan salah satu tim terhebat sepanjang masa di Kelas 1, dan tidak ada jaminan bintang free-agent seperti Hayward mau bergabung dengan mereka musim panas ini. Bahkan Hayward benar-benar datang, ia tidak akan banyak membantu kelemahan pertahanan Celtics.

Kekuatan : Oke, mau tidak mau harus diakui bahwa musim ini Warriors berhasil men-sweep Jazz 4-0 di babak playoff. Tapi hal itu tidak lantas menunjukan bahwa Jazz merupakan tim lemah. Pembantaian tersebut terjadi juga dikarenakan bermasalahnya kondisi fisik Rudy Gobert yang menjadi salah satu pilar utama Jazz. Jika mereka mampu membuat Gordon Hayward bertahan maka status mereka akan aman musim depan. Kualitas pemain lain seperti Rodney Hood, Dante Exum, Joe Ingles, dan Trey Lyles juga semakin meningkat. Mereka semua berusia dibawah 24 tahun kecuali Ingles yang berusia 29. Dengan mempertahankan tim yang ada Jazz bakal mampu kembali ke playoff dan memberi tekanan pada tim-tim lainnya.

Kelemahan : Masa depan Gordon Hayward masih tidak jelas. Ia menjadi incaran klub-klub elit yang lebih menjanjikan bagi karirnya. Hal ini tentu menjadi momok bagi Utah Jazz yang amat mengandalkan kontribusi dari Hayward. Namun mempertahankan pemain bintang bukan hal yang mudah mengingat mereka hanya tim kuda hitam yang tidak mampu memberi banyak jaminan pada pemainnya.

Pemain bintang sudah ada, daya saing sudah ditunjukkan musim ini, hanya saja tim-tim dalam kategori ini masih perlu berbenah agar mampu menyaingi superioritas dari Golden State Warriors.

Kekuatan : Karl-Anthony Town merupakan pemain berbakat, sama halnya dengan sosok Andrew Wiggins. Wolves juga memegang draft pick yang menjanjikan. Selain itu mereka masih memiliki space gaji yang cukup untuk mendatangkan pemain bintang.

Kelemahan : susunan pemain Wolves masih terdiri dari para pemain yang nampakya kurang cocok dalam berkolaborasi. Mereka memiliki sekelompok pemain non-penembak yang bermain sekaligus dan sangat mudah dihentikan oleh tim sekelas Warriors. Selain itu Zach LaVine juga baru pulih dari cidera ACL.

Kekuatan : Tidak perlu dibahas panjang lebar, hanya dua kata : "Giannis Antetokounmpo"

Kelemahan : Kelemahannya ada pada para pemain lain. Khris Middleton adalah pemain yang bagus, tapi Jabari Parker telah mengalami robek ACL dua kali. Spacce gaji Bucks juga sudah mentok, sehingga untuk mendatangkan pemain baru akan menjadi tugas yang rumit bagi manajemen baru.

Kekuatan : Wizards merupakan salah satu tim dengan starting lineups terbaik di NBA musim ini. Empat dari lima pemain tersebut berusia dibawah 27 tahun. John Wall dan Bradley Beal menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu pemain terbaik di liga musim ini. Jika Wizards bisa mengulangi performa baik mereka serta memperbaiki bangku cadangan mereka, itu mungkin sudah cukup untuk meyakinkan para superstar lain untuk bergabung dengan mereka.

Kelemahan : Karena percaya atau tidak klub-klub olahraga D.C telah dikutuk. Kalau mau bicara serius, alasannya adalah mereka telah mencapai batas maksimal space gaji dan harus mengeluarkan dana maksimal untuk mempertahankan Otto Porter. Pemain utama mereka memang mampu meraih hasil memuaskan berupa 49 kemenangan musim ini. Namun dengan kualitas pemain cadangan yang pas-pasan mampukah mereka mengulangi torehan ini?

Kekuatan : Heat yang sekarang bukan lagi Heat yang punya LeBron James, Dwyane Wade, dan Chris Bosh. Namun mereka masih bisa meraih kemenangan demi kemenangan bila sedanga bermain naik. Hassan Whiteside merupakan kunci dari kekuatan Heat. Tim ini akan menjadi ancaman yang serius bagi Warriors bila mampu mendatangkan beberapa marquee player pada musim panas ini.

Kelemahan : Mereka sedang terjebak situasi yang sulit. Tidak ada pemain muda berbakat di tubuh Heat. Sementara itu mereka juga sudah kehilangan sejumlah draft pick di NBA draft mendatang dalam usaha mendatangkan Goran Dragic pada tahun 2015.

Dalam waktu dekat tim dalam kategori ini mungkin mustahil mampu bersaing dengan Warriors dalam berburuan gelar NBA. Namun melihat adanya bibit-bibit muda yang memperkuatnya maka tim dalam kategori ini tidak boleh disepelekan karena berpotensi menjadi future power.

Kekuatan : Dari 31 pertandingan yang dimainkannya, Joel Embiid adalah salah satu pemain paling berpengaruh di NBA. Mereka juga punya Ben Simmons dan Dario Saric yang merupakan calon superstar NBA masa depan. Plus, mereka punya pick No. 3 di NBA Draft tahun ini. Dengan mendatangkan pemain berpengalaman 76Ers dipercaya mampu menjadi pesain Warriors di masa yang akan datang.

Kelemahan : Tidak ada jaminan bahwa Embiid dapat terus berada dalam kondisi prima. Masa depan Simmons juga tidak pasti. Tidak ada yang tahu bisakan talenta-talenta muda ini berkolaborasi dengan apik. Masa depan 76Ers masih sekedar perkiraan yang belum pasti.