Rencana Kings pindah ke L.A
05.16 SACRAMENTO – Penggemar Sacramento Kings benar-benar tak ingin timnya pindah ke kota lain. Senin malam lalu (28/2, kemarin WIB), mereka memenuhi Arco Arena, memberikan dukungan sekaligus meneriakkan yel-yel meminta agar tim tersebut tetap bertahan di ibu kota California tersebut. ’’Here we stay!’’ teriak mereka saat perkenalan pemain, sebelum Kings bertanding melawan Blake Griffin dan Los Angeles Clippers. ’’Not L.A.!’’ teriak mereka lagi. Maksudnya bukan sekadar menentang Los Angeles (L.A.), tempat Clippers berasal. Juga menyinggung kota tujuan Kings andai benar-benar pindah musim depan. Belakangan, keluarga Maloof sebagai pemilik Kings memang sedang bernegosiasi dengan Anaheim (di kawasan Los Angeles) untuk memindah tim ke sana. Mereka mencari jalan keluar, setelah permintaan gedung baru di Sacramento tak kunjung terpenuhi dalam beberapa tahun belakangan. Untuk sementara, dukungan Kings fans itu memberikan hasil positif. Tim tersebut tampil penuh energi, mengalahkan Clippers 105–99. Wali kota Sacramento, yang mantan bintang NBA Kevin Johnson, sampai melontarkan pujian. ’’Sacramento mampu memenuhi tantangan. Saya sangat bangga dengan masyarakat di sini. Penuhnya gedung malam ini menunjukkan betapa pedulinya kita semua terhadap Kings, dan menunjukkan kita semua ingin mereka tetap berada di Sacramento,’’ kata Johnson, yang menghadiri pertandingan, lewat rilis resmi. Bahkan keluarga Maloof, yang ikut hadir, merasakan energi tersebut. ’’Ini sangat emosional. Kami cinta masyarakat Sacramento. Senang rasanya ada di sini,’’ kata Gavin Maloof, salah seorang anggota keluarga yang meraih kekayaan lewat kasino Palm’s di Las Vegas tersebut. Kemenangan 28 Februari ini juga meninggalkan kesan baik untuk Arco Arena. Pada hari yang sama, kontrak nama gedung –yang berjalan sejak kali pertama berdiri pada 1988– berakhir. Mulai 1 Maret, gedung itu ganti nama jadi Power Balance Pavillion. Para pemain Kings mengaku sangat senang dengan sambutan pendukung malam itu. Beno Udrih, point guard Kings asal Slovenia, mengaku kehebohan tersebut mengingatkan dirinya pada era awal 2000-an, saat Kings merajai NBA. ’’Saya ingat ketika masih muda di Slovenia, Kings adalah salah satu tim favorit saya. Mereka punya Peja Stojakovic, Vlade Divac, dan Chris Webber. Mereka punya pendukung paling heboh. Malam ini, para pendukung terasa seperti pemain keenam. Mereka membantu kami meraih kemenangan ini,’’ katanya seperti dilansir Associated Press. Malam itu, Kings mengenakan jersey retro warna putih-biru-merah. Itu warna Rochester Royals, juara NBA 1950– 1951. Tim tersebut lantas pindah ke Kansas City, lalu pada 1985 pindah ke Sacramento. Apakah ini berarti Kings tidak jadi pindah? Memang belum tentu. Keluarga Maloof sudah mengirimkan surat ke NBA, minta perpanjangan waktu untuk mengajukan permohonan perpindahan kota. Pada pertengahan April nanti, ada rapat seluruh pimpinan tim NBA, untuk membahas masalah tersebut. Pindah atau tidak, para pendukung Kings akan terus melakukan gerakan. Mereka akan berusaha saling mengajak menonton, memenuhi semua laga kandang yang tersisa. Wali Kota Kevin Johnson mengaku juga akan bertemu dengan keluarga Maloof pekan ini, beserta pihak lain yang terlibat dengan rencana pembangunan arena baru. Warga Sacramento, yang tidak punya tim profesional lain untuk didukung, tentu berharap hasilnya positif. (aza)
0 komentar