Seperti prediksi berbagai media Tim Nasional Amerika Serikat akhirnya keluar sebagai juara turnamen FIBA World Cup 2014. Kemenangan telak 129-92 atas Serbia mengantarkan Amerika meraih titel kelimanya sepanjang sejarah sekaligus menyamai perolehan gelar Yugoslavia. Dengan kemenangan tersebut James Harden cs mampu menjaga rekor 100% kemenangan dalam kompetisi antar negara tersebut.
   Bintang kemenangan Amerika atas Serbia adalah pemain Cleveland Cavaliers Kyrie Irving yang mencetak 26 poin, 1 rebound dan 4 assist. Sementara Nikola Kallinic memimpin Serbia dengan 18 poin, 3 rebound, dan 1 assist. Hasil ini wajar karena secara materi maupun mental Amerika jauh unggul diatas Serbia.
   Meski kalah telak raut kekecewaan tak terlihat di wajah para punggawa Serbia. Mereka tetap senang atas hasil dari perjuangan keras mereka sehingga mampu finish sebagai runner-up. Bagi Serbia kekalahan ini menjadi pengalaman sekaligus pelajaran berharga untuk kedepannya.
   Setelah berakhirnya turnamen ini para pemain Timnas Amerika selanjutnya akan fokus ke klub mereka masing-masing untuk menyambut musim baru NBA. (HZ)

   Perjalanan Perancis di piala dunia telah usai. Mereka finish di tempat ketiga setelah di laga terakhir mengalahkan Lithuania 93-95. Rekor kemenangan Boris Diaw dkk adalah 6-3, cukup baik bagi tim sekelas Perancis.
   Namun bukan hanya peforma Perancis yang disorot media. Keberanian mereka melakukan gebrakan baru dalam dunia basket internasional juga patut diapresisasi. Pada piala dunia kali ini mereka menerapkan sleeved jersey dalam jersey mereka. Ini membuat mereka menjadi negara pertama yang mengenakan jersey berlengan dalam sejarah piala dunia.
   Sleeved jersey sebenarnya sudah lama dikenal di Amerika Serikat. Beberapa klub di NBA pun mengenakan atribut ini dalam sebagian laga yang dilakoninya. Namun tim nasional Amerika Serikat belum mempertimbangkan untuk menerapkan sleeved jersey dalam seragam mereka.
   Dengan atribut yang demikian sebenarnya prestasi Perancis sudah cukup mengagumkan. Hal ini disebabkan sleeved jersey membatasi garakan mereka. Beberapa pemain NBA pun pernah mengeluhkan hal ini. Jadi hakikatnya Perancis telah menyelesaikan tantangan dengan hasil yang cukup memuaskan (HZ)

   Perancis berhasil mengakhiri turnamen dengan hasil yang cukup memuaskan. Dalam laga perebutan tempat ketiga boris Diaw cs berhasil menundukkan Lithuania dengan skor tipis 93-95. Hasil ini amat menyakitkan bagi Lithuania, pasalnya mereka unggul cukup jauh 71-64 di akhir kuarter tiga. Namun perancis lagi-lagi melakukan booster poin di kuarter terakhir sehingga mampu membalikkan keadaan.

   Dua negara terbaik sepanjang sejarah akan saling bertemu di babak final FIBA World Cup 2014. Amerika Serikat hingga kini masih memegang status unbeaten dalam turnamen antarnegara yang diselenggarakan di Spanyol ini. Sejarah yang mereka punya pun amat bagus. Sementara lawan yang akan mereka hadapi adalah Serbia yang berhasil melangkahi Perancis. Serbia termasuk negara dengan sejarah terbaik ?
   Secara fakta Serbia sebagai Serbia sendiri memang belum memiliki gelar apa-apa di level internasional. Namun dalam catatan sejarah Serbia dulu merupakan bagian dari Yugoslavia. Dan perlu anda ketahui bahwa pengoleksi piala dunia terbanyak bukanlah Amerika Serikat yang punya liga basket paling eksis, melainkan Yugoslavia.
   Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1950 Yugoslavia sudah memenangi Piala Dunia sebanyak 5 Kali, dua diantaranya sebagai Yugoslavia (Serbia/Montenegro). Sementara Amerika Serikat memenangi kompetisi satu kali lebih sedikit dari Yugoslavia. Ini artinya bila mampu mengalakan Serbia pada babak final nanti maka Tim USA akan menyamai perolehan medali emas Yugoslavia.
   Terlepas dari sejarah yang ada memang mau tidak mau kita harus mengakui kalau peluang Amerika Serikat untuk membawa pulang emas dalam turnamen tahun ini jauh lebih besar dibanding Serbia. secara komposisi pemain ketimpangan antara keduanya memang amat besar. Amerika juga masih terlalu perkasa bagi tim-tim lain, buktinya mereka belum terkalahkan sekalipun. Sementara Serbia sudah tiga kali menelan pil pahit meski dua diantaranya sudah terbalaskan di fase yang lebih tinggi.
   Langkah Amerika Serikat di fase knockout boleh dibilang cukup mudah. Kyrie Irving dkk mampu menyingkirkan Meksiko, Slovenia, serta Lithuania dengan keunggulan lebih dari 20 angka. Sementara Serbia mencapai final dengan kebanggan atas dendam mereka yang terbalaskan ketika membungkam Brazil dan Perancis.
   Hampir semua media internasional mantap memprediksi Amerika Serikat bakal memenangi emas kelima mereka. Namun meski demikian harapan bagi Serbia tetap masih ada. Apa lagi mereka lebih familier dengan kondisi di Spanyol karena sama-sama termasuk di benua Eropa. Mungkinkah? Selama pertandingan dimulai dengan skor 0-0 maka peluang untuk menang masih sama. (HZ)

   Piala Dunia mulai memasuki fase semifinal, fase dimana empat tim terkuat harus saling  bentrok untuk mengadu nasib. Tercatat hanya ada satu regu non-eropa di babak empat besar ini, tak perlu ditanyakan lagi tentu saja siapa lagi kalau bukan Amerika Serikat. Stephen Curry dkk akan ditantang raksasa eropa Lithuania dalam fase ini. Sementara di sisi lain Perancis akan bentrok dengan Serbia. Sebelum membahas peluang masing-masing tim mari kita mereview terlebih dahulu babak perempat final yang baru saja berlalu.

   Tidak ada nama LeBron James maupun Kevin Durant dalam skuad yang di boyong Mike Krzewski ke Spanyol. Meski demikian hingga saat ini Tim Amerika Serikat yang dijuluki The Dream Team belum menemui kesulitan apapun. Ternyata nama-nama yang ada sudah terlalu perkasa bagi tim-tim dari negara lain, siapa saja mereka ?
Shooting Guard
04 Stephen Curry
05 Klay Thompson

Point Guard
06 Derrick Rose
10 Kyrie Irving

Power Forward
07 Kenneth Farried
08 Rudy Gay
11 Mason Plumlee

Small Forward
09 DeMar Derozan
13 James Harden

Center
12 DeMArcus Cousins
14 Anthony Davis
15 Andre Drummond

   Seperti wajarnya berbagai kejuaraan lain Piala Dunia FIBA kali ini juga menggunakan maskot sebagai penambah daya tarik masyarakat terhadap kompetisi. Namun berbeda dengan empat tahun yang lalu kali ini FIBA menetapkan dua maskot sekaligus sebagai maskot Piala Dunia.
   Kedua maskot tersebut ialah OLE dan HOP, Sepasang tangan yang merupakan wujud penghidupan logo Piala Dunia 2014. OLE merupakan tangan kiri berwarna merah dan kuning, sementara HOP adalah tangan kanan berwarna bitu kuning.

Dari situs resmi FIBA, khususnya halaman maskot terdapat kutipan yang menggambarkan kepribadian dari OLE dan HOP,

OLE : "Sejak kecil aku ingin menjadi pemain bola basket, keahlian lain yang ku miliki adalah menari. Aku suka lompatan spektakuler yang membuat pemain basket terlihat terbang, Dan aku suka atraksi akrobatik dengan sentuhan seni".

HOP : "Slam dunk stratosfir ku adalah cerminan dari sifat sportifitas ku. Aku mengagumi penari untuk kelincahan dan kemampuan estetika mereka. Aku cinta kecepatan dan atmosfer pertandingan, itu adalah sumber motivasiku bermain basket".

   Sebagai penikmat basket sebenarnya saya sedikit kecewa atas pemilihan keduannya sebagai maskot Piala Dunia oleh FIBA. Menurut penilaian saya keduanya terlalu simple dan kurang menarik untuk event sekelas Piala Dunia. Warnanya pun kurang menarik dan terlalu polos. Jika dibangdingkan dengan Bascat (Maskot 2010) OLE dan HOP bisa di bilang kalah jauh. Sehingga kesimpulannya maskot Piala Dunia tahun ini kurang baik.
   Tapi itu hanya penilaian saya pribadi. Tiap orang punya pendapat yang berbeda. Mungkin anda punya pendapat sendiri ? (HZ)

   Piala Dunia FIBA yakni kejuaraan bola basket antarnegara kini mulai memasuki babak perempat Final. Skema dan Bayangan babak final sudah dapat dilihat dengan lebih jelas. Dalam ronde perempat final ini delapan tim yang akan berjuang berebut empat tiket semifinal adalah Slovenia, Amerika Serikat, Lithuania, Turki, Perancis, Spanyol, Serbia, serta Brazil. Ini artinya Eropa masih memiliki enam wakil tersisa di kejuaraan tersebut. Sementara Amerika Serikat dan Brazil menjadi satu-satunya wakil dari benua Amerika Utara dan Amerika Latin. Namun keduanya berpeluang besar lolos ke fase berikutnya karena lawan yang dihadapi boleh dibilang cukup mudah dibanding kontestan tersisa lainnya. Raksasa Eropa saling bentrok di babak ini, seperti Lithuania dengan Turki dan Perancis dengan Spanyol.